Teori Evolusi vs Agama: Bukan soal Monyet

Tentu, ngomongin teori evolusi nggak akan asik kalau nggak ngomongin agama. Nggak debat, nggak seru. Ya kan? Selama ini kita aku taunya teori evolusi itu ditolak karena menganggap kita bernenek-moyang monyet. Ketidaksukaan kaum beragama pada teori evolusi bisa disimpulkan dalam apa yang dulu guruku bilang, “[Y]a kalo mau jadi keturunan monyet sih silakan.” (Eh ini apa aku aja ya yang berpikiran gini? Bahwa kaum agama tidak suka teori evolusi karena implikasinya pada konsep manusia pertama? Mohon koreksi ya kalau keliru.)

Di sisi lain, ketika menonton Cosmos: A Spacetime Odyssey, Episode 2, yang juga menjadi pencerahanku soal teori evolusi, ada nuansa perdebatan yang berbeda soal teori evolusi vs. agama, yang lebih mendasar dan kalau nggak salah juga menjadi basis perdebatan sains vs. agama. Di Episode 2 ini, Neil deGrasse Tyson menyebutkan konsep The Great Designer dalam agama, bahwa alam (dan, tentu saja, manusia) ini bisa begitu sempurna dan solid karena ada yang mendesain, yaitu Tuhan. Sementara itu sains berpendapat bahwa alam ini bisa sempurna dan solid ya karena random/acak saja. Murni kebetulan. Apa mungkin kebetulan saja bisa menciptakan atau membangun dunia yang sesempurna dan sesolid dunia kita? Masih ingat cara pikir teori evolusi tadi? Sulit ya menyangkalnya? ❤

PS1: Di sisi lain, yang kupikirkan adalah bagaimana kalau ternyata kerandoman itu pun by design (terdesain, sudah didesain, sudah direncakan)? Kalau begitu kan bisa saja sesuatu yang menurut kita random, ternyata sudah terdesain. Dalam kasus teori evolusi, random itu di mutasi genetiknya, namun bisa saja seleksi alamiahnya itu merupakan desain filter. Dengan demikian maka hasilnya pun pasti akan terdesain pula kan? Nah tapi pengetahuan sainsku masih terlalu cemen, jadi belum sampai ke isu ini. Pun pengetahuan agamaku tak memadai untuk tau pembahasan isu random vs. terdesain ini di Qur’an. Mungkin ada yang mau berbagi?

PS2: Buku agama yang pernah kubaca yang menyinggung random vs. terdesain itu adalah buku Mukjizat Qur’an-nya Prof. Quraish Shihab. Ini menarik sebab kebanyakan yang kudengar hanya menyebut soal percaya ada pencipta atau tidak ada pencipta, yang ini merupakan isu “iman” sekaligus berarti forum debat kusir. (Ya kalau orang bilang nggak percaya tuhan, trus kita bisa apa?) Berbeda dengan debat desain vs. random yang pada dasarnya merupakan perdebatan intelektual, yang bisa jadi ada jawabannya walau mungkin bukan sekarang. Ini menarik buatku karena sejak dulu aku nggak terpesona dengan gelar, strata pendidikan, dsb. Menurutku orang itu pintar dan paham ya kudu diliat dari cara pikirnya, dan ini mungkin salah satu bukti bahwa cara pikir Prof. Quraish Shihab itu keren. *yak, aku emang anak cemen yang songong*

Selamat nonton. 😎

Diterbitkan oleh arierahayu

Cerita soal akuntansi

Bagaimana menurut anda?